Novel
“Tak Putus Dirundung Malang”
Karya
Sutan Takdir Alisjahbana
A.
Identitas Buku
1. Judul Buku : Tak Putus Dirundung Malang
2. Penulis : Sutan Takdir Alisjahbana
3. Penerbit : Dian Rakyat
4. Tahun Terbit : 1993 (Cetakan ke XIII)
5. Kota Terbit : Jakarta
B.
Sinopsis
Novel
ini mengisahkan kehidupan dua saudara, Mansur dan Laminah, kakak beradik yang
ditinggal Ibu sejak kecil dan Ayah mereka meninggal saat mereka kira-kira
berumur 8-9tahun. Sejak kepergian Ayahnya, mereka tinggal bersama Tante. Di situ
mereka hidup tidak tenang. Mansur dipaksa bekerja keras oleh Tantenya,
menggembala di padang dan mencari kayu bakar. Laminah dipaksa menjaga sepupunya
yang masih kecil.
Sewaktu
masih ada Ayah, mereka hidup bahagia. Ayah sering memungut durian atau mencari
ikan di sungai. Mansur dan Laminah menunggu di rumah, mereka juga terkadang
ikut menjual durian ke ujung sungai. Pergi dengan rakit yang bergerak dengan
arus sungai. Mereka juga sering berkunjung ke rumah Tante yang berdekatan,
waktu itu Tante dan suaminya sayang dengan mereka, Mansur dan Laminah sangat
dimanja. Namun ketika Ayah mereka tiada, sikap suami Tante berubah. Dia menjadi
bengis dan kadang-kadang tidak menaruh iba pada anak yatim piatu itu.
Suatu
hari Laminah pernah dipukul oleh suami Tantenya karena membuat anak mereka
terluka. Padahal anaknya menginjak pisau saat bermain dengan Laminah. Apa boleh
buat, sang kakak makin besar makin tangguh. Mereka berlindung di rumah sepasang
kakek-nenek yang amat sayang kepada mereka sebelum berangkat ke Bengkulu untuk
mencari pekerjaan.
Sesuai
dengan judulnya, kisah kakak beradik ini selalu dirundung duka hingga berakhir
tragis. Banyak cobaan yang mereka alami, sampai sang adik akhirnya bunuh diri
dengan menceburkan diri ke laut karena stress kakaknya dipenjarakan. Bagi sang
kakak, hidupnya sudah tiada berarti tanpa adiknya. Mansur kemudian pergi dengan
kapal lalu menceburkan diri ke laut. Kru penyelamat kapal berusaha menolongnya,
namun gagal.
No comments:
Post a Comment