Novel “Salah Asuhan” Karya Abdoel
Moeis
A. Idenstitas Buku
1.
Judul Buku : Salah Asuhan
2.
Penulis : Abdoel Moeis
3.
Penerbit : Balai Pustaka
4.
Tahun Terbit : 1928
5.
Kota Terbit : Jakarta
B. Sinopsis
Novel ini menceritakan kisah cinta antara dua anak
manusia, yaitu Corrie Du Busse dengan seorang pemuda Minang bernama Hanafi.
Namun, kisah cinta mereka menuai pertentangan sebab Corrie adalah putri dari
Eropa sedangkan Hanafi seorang pemuda dari Solok yang berpendidikan tinggi.
Dari kecil mereka selalu bermain bersama, karena kebersaman inilah mereka pun
saling mencintai. Tetapi, cinta mereka tidak dapat disatukan karena perbedaan
bangsa.
Pertentangan dalam kisah cinta itu membuat Corrie Du
Busse meninggalkan Solok dan berangkat ke Betawi untuk melanjutkan
pendidikannya. Hanafi sangat terpukul dan kecewa dengan keputusan Corrie
tersebut. Hanafi mengurung diri, tidak berminat lagi makan dan minum. Ia
berubah menjadi acuh pada lingkungan sehingga menjadi kuruslah badannya.
Ibu Hanafi berniat untuk menikahkan putranya itu
dengan Rapiah, gadis Minangkabau yang lemah lembut. Alasan Ibu Hanafi
menjodohkan putranya dengan Rapiah karena ingin membalas budi kepada ayah
Rapiah yang telah membantu menyekolahkan Hanafi. Awalnya, Hanafi menolak
perjodohan itu karena cintanya semata-mata hanya untuk Corrie, tetapi karena
bujuk rayu sang Ibu akhirnya Hanafi menikah dengan Rapiah. Namun, Rapiah
diperlakukan semena-mena oleh Hanafi seperti babu. Pernikahan mereka dikaruniai
seorang anak lelaki bernama Syafei. Hanafi tidak hanya berperngai buruk
terhadap Rapiah dan Syafei, tetapi juga pada Ibunya.
Suatu hari Hanafi digigit anjing gila, untuk sembuh
ia harus berobat ke Betawi. Di Betawi ia bertemu dengan Corrie, di Betawi pula
Hanafi dan Corrie memutuskan untuk menikah. Hanafi mengirim surat pada ibunya
bahwa ia menceraikan Rapiah. Ibu Hanafi dan Rapiah sangat sedih dan kecewa
mendapati keputusan sepihak itu.
Perkawinan Hanafi dan Corrie ternyata tidak
membahagiakan, bahkan Hanafi pernah menuduh Corrie melayani laki-laki lain.
Karena sakit hati, Corrie memilih pergi ke Semarang. Corrie terkena penyakit
Kolera dan akhirnya meninggal dunia. Hanaf sangat menyesal karena telah
menyakiti Corrie, namun apalah daya nasi sudah menjadi bubur. Hanafi pulang ke
kampung halamannya, namun disana Hanafi hanya diam seakan-akan hidupnya sudah
tak berarti. Hanafi sakit, kata dokter ia meminum sublimat (racun) untuk
mengakhiri hidupnya dan akhirnya meninggal dunia.
No comments:
Post a Comment