Novel
“Kalau tak Untung” Karya Sariamin Ismail
A.
Identitas Buku
1. Judul Buku : Kalau tak Untung
2. Penulis : Sariamin Ismail
3. Penerbit : Balai Pustaka
4. Tahun Terbit : 1987 (Cetakan ke IX)
5. Kota Terbit : Jakarta
B. Sinopsis
Novel
karya Sariamin Ismail ini menceritakan persahabatan antara Rasmani dan Masrul. Persahabatan
diantara mereka terjalin sejak mereka duduk dibangku sekolah dasar.
Persahabatan mereka menimbulkan perasaan lain didiri Rasmani. Diam-diam dia
mencintai pemuda yang begitu menyayanginya dan memanjakannya itu. Ketika Masrul
harus berpindah ke Painan untuk bekerja, Rasmani dengan berat hati
melepaskannya. Perasaan itu pun dirasakan juga oleh Masrul. Surat pertama yang
diterima oleh Rasmini sangat membuatnya kecewa, dalam suarat itu dengan jelas
ditulis bahwa Masrul harus menikah dengan Aminah, anak mamaknya, dua tahun
setelah ia mendapatkan pengetahuan di Painan. Masrul melakukan itu karena
terpaksa, ia harus menuruti keinginan kaum kerabatnya, terutama ibundanya.
Demi
kebaikan Masrul, Rasmani menerima sikap Masrul walaupun hatinya hancur. Di
perantauan, Masrul bekerja sebagai juru tulis, ia mendapat tawaran dari Guru
Kepala untuk menikahi anaknya yang bernama Muslina. Pada awalnya Masrul menolak
karena hati kecilnya lebih tertarik pada Rasmani yang telah lama dikenalnya.
Selain itu juga, perasaanya tidak enak kepada Aminah dan kaum kerabatnya
apabila ia mengingkari janjinya. Akan tetapi, karena kepintaran Guru Kepala
dalam mendesak Masrul, akhirnya Masrul menerima tawaran itu.
Keputusan
Masrul untuk menikah dengan Muslina membuat keluarganya kecewa dan marah besar.
Perasaan Rasmani sendiri begitu kacau ketika mendengar bahwa Masrul telah
beristri.
Rumah
tangga Masrul dan Muslina yang sudah membuahkan seorang anak itu ternyata tidak
membahagiakan. Keduanya sering terjadi percekcokan, hal itu disebabkan tidak
dihargainya Masrul sebagai seorang suami. Akibatnya, Masrul sering tidak pulang
kerumahnya, ia menghabiskan waktunya dengan bermabuk-mabukan. Keadaan yang semakin
memburuk dan tidak ada tanda-tanda bahwa rumah tangganya akan terselamatkan,
membuat Masrul berpikir untuk menceraikan Muslina.
Sementara
itu, Rasmani yang sudah berkeinginan untuk tidak menikah setelah pujaan hatinya
menikah dengan orang lain. Hancur hatinya, ia tak bisa melawan rasa cintanya
pada Masrul walaupun berbagai usaha telah dilakukannya, termasuk mengizinkan
Masrul menikah dengan Muslina, keputusan yang sebenarnya berlainan dengan hati
nurani. Hal ini ditambah lagi dengan pernyataan Masrul belakangan yang
mengatakan bahwa selama ini hidupnya tidak beruntung dan sebetulnya ia
mencintai Rasmini.
Kenyataan
yang tidak diduga oleh Rasmini dan keluarganya ketika Masrul muncul di
kediamannya di Bukittinggi. Semua hal yang terjadi dalam hidupnya ia ceritakan
pada Rasmini, Rasmini begitu sedih dengn penderitaan yang dialami kekasihnya
itu. Beberapa waktu kemudian, Masrul melamar Rasmini. Namun, sebelum mewujudkan
pernikahannya, ia meminta izin untuk mencari pekerjaan terlebih dahulu karena
sebelumnya ia telah mengundurkan diri dari pekerjaanya di Painan. Masrul ingin
mencari pekerjaan di Medan, dengan harapan akan lebih cepat bekerja dengan
bantuan adik Engku Rasad, teman baiknya di Painan. Akan tetapi sampai beberapa
bulan lamanya, Masrul belum juga mendapatkan pekerjaan dan berita keadaan
dirinya tak pernah dikabarkan kepada Rasmini. Hal ini membuat Rasmini berkecil
hati dan menganggap Masrul tidak setia.
Rasa
putus asa Rasmini bertambah seketika saat Masrul mengirimkan surat yang
menyatakan bahwa Rasmini tak perlu menunggunya, kalau ada orang lain yang
mencintainya. Keputusan Masrul itu membuat Rasmini jatuh sakit, rupanya sakita
Rasmini berangsur sembuh dengan kedatangan Dalipah, kakaknya yang selalu
mendampinginya dikala ia sedih.
Sakit
Rasmini kembali lagi tatkala dikabarkan Masrul telah mendapaat pekerjaan dan
membatalkan keputusannya yang dulu disampaikan dalam surat yang datang
menyusul. Surat yang membawa kabar baik itu rupaanya lebih mengejutkan Rasmani
dan lebih merusak jantungnya yang telah luka dari suratnya dahulu. Rasmanai
akhirnya meninggal dunia tanpa disaksikan Masrul yang datang terlambat.
No comments:
Post a Comment