Novel
“Layar Terkembang” Karya Sutan Takdik Alisjahbana
A.
Identitas Buku
1. Judul Buku : Layar Terkembang
2. Penulis : Sutan Takdir Alisjahbana
3. Penerbit : Balai Pustaka
4. Tahun Terbit : 1936
5. Kota Terbit : Jakarta
B. Sinopsis
Novel
ini menceritakan Tuti, putri sulung dari Raden Wiriatmadja, ia dikenal sebagai
seorang gadis yang berpegang teguh dan aktif dalam berbagai kegiatan organisasi
wanita. Watak tuti yang selalu serius dan cenderung pendiam sangat berbeda
dengan adiknya, Maria. Maria seorang gadis yang lincah dan periang.
Suatu
hari, keduanya pergi bersama ke pasar ikan. Ketika sedang asyik melihat-lihat
akuarium, mereka bertemu dengan seorang pemuda. Pertemuan itu berlanjut pada
perkenalan, pemuda itu bermana Yusuf, seorang mahasiswa Sekolah Tinggi
Kedokteran di Jakarta. Ayah Yusuf bernama Demang Munaf tinggal di Martapura,
Sumatera Selatan. Bagi Yusuf, perkenalan itu terkesan begitu mendalam. Ia
selalu teringat dengan kedua gadis tersebut, terutama Maria. Kepada gadis
lincah ini perhatiannya lebih banyak tercurahkan. Menurtnya, wajah Maria yang
berseri-seri, serta bibirnya yang selalu tersenyum itu, memancarkan semangat
hidup yang dinamis. Esok harinya, ketika Yusuf pergi ke sekolah, tanpa
disangkan Yusuf bertemu lagi dengan Tuti dan Maria di hotel Den Indes. Yusuf
pun dengan senang hati menemani keduanya berjalan-jalan.
Sejak
pertemuan itu, hubungan antara Yusuf, Maria dan Tuti menjadi hubungan cinta.
Sementara itu Tuti tidak sempat memikirkan Yusuf karena kongres-kongres yang
amat sering diikutinya sehingga perhatiannya tidak tercurah pada kenalan baru
mereka.
Suatu
ketika terjadi salah paham antara Tuti dan adiknya. Tuti tidak ingin adiknya
diperbudak oleh perasaan dan rasa rendah diri dimuka laki-laki. Ia tidak ingin
Maria bergantung pada Yusuf karena hubungan cinta itu. Tuti menganggap sikap
Maria yang amat mengharapkan Yusuf itulah yang menyebabkan martabat kaum wanita
justru direndahkan. Maria menjawab pikiran Tuti itu mengandaikan bahwa hubungan
percintaan selalu diperhitungkan oleh hubungan fungsional. Segala sesuatu
ditimbang dan diukur dengan berbelit-belit. Maria bahkan menyinggung dengan
keras sikap yang dipilih kakaknya sebagai penyebab putus dengan hambali
tunangannya.
Pertengkaran
itu berakibat jauh bagi Tuti. Ia mulai berpikir dan goyah pada sikap yang
selama ini diyakininya. Sikap Tuti berangsur-angsur berubah, di rumah pamannya
dia menunjukkan rasa kasihnya pada Rukmini sepupunya. Dia mulai memerhatikan
kesenian sandiwara yang dimainkan oleh Yusuf dan adiknya. Tuti mulai dapat
menghargai hal-hal yang dulu dianggapnya remeh. Selama itu baru disadarinya
bahwa apa yang dikatakannya dalam kongres-kongres atau apa yang dipikirkannya
tidak terjadi dalam kehidupan pribadinya. Ia mulai merasakan kesepian dalam
kesendiriannya. Di tempatnya bekerja, Tuti mendapat teman baru, seorang guru
muda.
Perhatian
Tuti beralih pada Maria. Ia amat sedih akan keadaan adiknya. Yusuf yang sering
berkunjung ke Pacet secara kebetulan dan kemudian menjadi dekat dengan Tuti.
Mereka berdua amat prihatin akan keadaan Maria. Kedaan Maria berakhir dengan
kematiannya. Sebelum ia meninggal, Maria telah berpesan pada Tuti supaya kelak
kalau jiwanya tidak terselamatkan, kakanya bersedia menjadi istri kekasihnya
ini. Tuti dan Yusuf telah kehilangan seseorang yang sama-sama mereka kasihi.
Sepeninggal Maria, Tuti merasakan bahwa Yusuf dapat dicintainya dengan tulus,
demikian pula cinta Yusuf pada Tuti. Sekarang Tuti yakin bahwa Yusuf adalah
calon suami yang baik yang bisa dicintainya. Tidak seperti Soepomo, kekasih
Tuti yang sebenarnya hanyalah pelarian dari kesepian batin dan kegoncangan
pandangan-pandangannya semula. Ketika Soepomo akan mengambilnya menjadi istri, akhitnya
Tuti mengambil keputusan ia harus meninggalkan Soepomo karena memang tidak
dicintainya, walaupun usia Tuti telah 27 tahun.
No comments:
Post a Comment