Resensi
Novel “Lintang Kemukus Dini Hari” Karya Ahmad Tohari
A.
Identitas
Buku
1. Judul
Buku : Lintang Kemukus Dini
Hari
2. Penulis : Ahmad Tohari
3. Penebit : PT. Gramedia Pustaka Utama
4. Tahun
Terbit : 1985
5. Kota
Terbit : Jakarta
B.
Sinopsis
Novel
“Lintang Kemukus Dini Hari” karya Ahmad Tohari merupakan buku kedua dari
trilogi Ronggeng Dukuh Paruk. Dalam novel ini Dukuh Patuk masih tetap dengan
kemiskinan dan kebodohannya. Namun, ada yang berbeda dengan novel sebelumnya,
yaitu dalam novel ini menceritakan Srintil yang enggan untuk meronggeng karena
cintanya yang ditinggalkan Rasus. Srintil dicampakkan Rasus dan merasa
diinjak-injak harga dirinya. Bahkan sampai suatu saat ada seorang konglomerat
bernama Marsusi yang mengiming-ngiminginya dengan kalung emas seberat 100 gram,
ia tetap mogok meronggeng. Marsusi merasa terhina dan kemudian membalas
penghinaan dengan membuat Srintil gagal pentas ketika ia menari di Dawuan dalam
rangka peringatan hari merdeka. Sejak saat itu Srintil enggan menari lagi.
Berhenti
pentas Srintil berpindah profesi menjadi gowok, yaitu perempuan yang mengajari
perjaka sebelum menikah agar tidak memalukan di malam pertamanya. Tetapi,
kemudian keronggengan Srintil kemudian membuat malapetaka karena pentas
ronggengnya dijadikan kedok politik oleh Pak Bakar yang menanggapnya. Ketika
dini hari lelangit berhias lintang kemukus, Dukuh Paruk kebakaran dengan
kepulan asap yang menghanguskan rumah-rumah penduduk. Hal ini karena
keronggengan Srintil menjadi bencana besar akibat politik. Pak Bakar
benar-benar membakar Dukuh Paruk.
C.
Kesan
Penulis begitu detail dalam
menggambarkan keadaan yang terjadi dalam novel sehingga seolah-olah pembaca
merasakan apa yang digambarkan penulis. Pesan moral novel ini berkaitan dengan
latar belakang pendidikan penulis, yaitu di Pesantren. Penulis menjabarkan
bagaimana dipujanya seorang pelacur. Secara tidak langsung penulis menjelaskan
yang pantas dipuja hanyalah Tuhan.
No comments:
Post a Comment