Resensi
Novel “Sekali Peristiwa di Banten Selatan” Karya Pramoedya Ananta Toer
A. Idenstitas
Buku
1. Judul
Buku : Sekali Peristiwa di
Banten Selatan
2. Penulis : Pramoedya Ananta Toer
3. Penerbit : Lentera Dipantara
4. Tahun
Terbit : 2004
5. Kota
Terbit : Jakarta
B. Sinopsis
Novel
ini mengisahkan kisah perjuangan rakyat yang bermula dari keluarga Ranta dan
Istrinya yang bernama Ireng. Dalam cerita dikisahkan bahwa dahulu salah satu
anak Ranta dan Ireng jatuh sakit, untuk berobat mereka meminjam sejumlah uang
kepada Juragan Musa. Namun, Juragan Musa yang biadab itu justru memanfaatkan
hutang untuk merampas seluruh harta keluarga Ranta. Anak Ranta meninggal,
sawahnya terjual dan seluruh harta yang dimilikinya dijual untuk membayar
hutang kepada Juragan Musa. Itu semua tidaklah cukup, Juragan Musa menjadikan
Ranta sebagai budak yang pada suatu hari dipaksa Ranta untuk mencuri bibit
karet onderneming. Ireng tak kuasa melepas suaminya pergi mencuri, tetapi satu
tekad dihati Ranta bahwa semua susah ini suatu saat nanti akan berubah menjadi
baik dan bahagia. Ranta mencuri bibit karet dan memberikannya kepada Juragan
Musa, namun saat Ranta meminta upah justru Juragan Musa mengatakan bahwa Ranta
mencuri di kebunnya, kemudian memberi upah pukulan rotan, merampas pikulan dan
goloknya. Pada saat Ranta pulang ke rumahnya ada dua lelaki yang tengah
menumpang untuk beristirahat dan ternyata salah seoarang lelaki itu juga pernah
diperlakukan seperti itu oleh Juragan Musa. Mereka pun bersatu dan menyampaikan
kepada Komandan mengenai apa yang dilakukan Juragan Musa kepada mereka dan
keterlibatan Juragan Musa dengan DI (Darul Islam).
Istri
Juragan Musa tidak tahu mengenai keterlibatan suaminya dengan DI dan kebiadaban
suaminya. Sangat terkejut dan kecewa ketika mengetahui bahwa suaminya terlibat
dengan DI karena dahulu keuarganya dibunuh oleh DI dan kekayaan yang dimiliki
Juragan Musa bukanlah warisan, tetapi hasil rampasan. Juragan musa ditangkap
Komandan dan sejak saat itu Ranta diangkat menjadi Lurah. Semua rakyat bersatu
untuk melawan kekejaman DI dengan segala yang mereka punya walaupun mereka tak
memiliki senjata. Mereka bersatu melawan DI dengan membuat jebakan diseluruh
jalan yang sekiranya akan dilewati DI. DI berhasil mereka taklukan dan dengan
hal itu mereka yakin bahwa dengan bersama bersatu dalam satu pikiran semua
dapat mereka lakukan. Para rakyat dan dibantu prajurit bersama-sama membuat
waduk dan sekolah demi kesejahteraan bersama.
C. Kesan
Novel
ini memberi kesan yang indah bahwa ketika rakyat bersatu segalanya dapat
ditaklukan, segala sesuatu yang tak mungkin menjadi mungkin. Melakukannya
bersama demi kesejahteraan bersama, semangat pantang menyerah demi menggapai
tujuan bersama.
No comments:
Post a Comment