Novel
“Dian yang Tak Kunjung Padam”
Karya
Sutan Takdir Alisjahbana
A.
Identitas Buku
1. Judul Buku : Dian yang Tak Kunjung padam
2. Penulis : Sutan Takdir Alisjahbana
3. Penerbit : Dian Rakyat
4. Tahun Terbit : 1933
5. Kota Terbit : Jakarta
B. Sinopsis
Novel
ini menceritakan Yasin, dia seorang pemuda yatim miskin yang secara kebetulan
bertemu dengan seorang gadis cantik, putri seorang bangsawan Palembang. Gadis
itu bernama Molek, dia sedang bersantai-santai di serambi rumah mewahnya dekat
sungai. Gadis itu jatuh cinta pada pandangan pertamanya dengan Yasin, selaras
dengan Yasin yang juga jatuh cinta pada Molek. Namun, hubungan cinta diantara
keduanya tidak dapat diwujudkan sebab perbedaan status yang sangat mencolok.
Yasin
maupun Molek menyadari hambatan yang membentang diantara keduanya, namun kisah
cinta diantara keduanya yang selalu bergejolak itu mengabaikan kenyataan
tersebut. Itulah sebabnya cinta mereka dilangsungkan melalui surat seolah semua
kerinduan diantara mereka tumbuh dalam kertas.
Pada
suatu hari, Yasin bertekad untuk mengakhiri hubungan cinta diantara mereka yang
selalu dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Dia hendak melamar Molek secara
terang-terangan. Kemudian Yasin memberitahukan niatnya kepada Ibunya dan
kerabatnya. Keluarga Yasin berembug dan dengan segala kesederhanaannya mereka
melamar Molek. Namun, maksud kedatangan mereka ditolak oleh keluarga Molek
karena mereka berasal dari dusun yang miskin. Keluarga Molek bahkan menghina
dan menyindir keluarga Yasin sehingga rombongan itu pulang dengan membawa
segudang malu dan kekesalan.
Tak
lama kemudian keluarga Molek didatangi oleh Sayid, seorang saudagar tua
keturunan Arab yang kaya raya. Lelaki tua itu bermaksud melamar Molek. Orangtua
Molek yang materialistis itu langsung memutuskan untuk menerima lamaran Sayid.
Sekalipun Molek menolak lamaran itu, perkawinan akan tetap berlangsung.
Kehidupan
perkawinan mereka tidak membahagiakan, karena Molek tidak mencintai Sayid. Ia
pun mengetahui tujuan Sayid mencintainya hanya untuk mengincar harta Ayahnya
saja. Selain itu perlakuan Sayid terhadapnya pun sangat kasar. Itulah sebabnya
Molek sering kali menceritakan kegalauan, kesedihan, dan kerinduannya terhadap
Yasin melalui surat-suratnya.
Ketika
mengetahui pujaan hatinya hidup menderita dan juga karena kerinduannya yang
semakin hari semakin mendalam pada kekasihnya itu, Yasin mencoba menemui Molek
di Palembang dengan menyamar sebagai seorang pedagang nanas, namun ternyata
pertemuan diantara mereka itu merupakan pertemuan terakhir mereka karena Molek
yang sangat memendam kerinduan pada Yasin itu akhirnya meninggal dunia.
No comments:
Post a Comment