Wednesday, January 2, 2019



Novel “Katak Hendak Jadi lembu” Karya N. St. Iskandar
A. Identitas Buku
1. Judul Buku              : Katak Hendak Jadi Lembu
2. Penulis                     : N. St. Iskandar
3. Penerbit                   : Balai Pustaka
4. Tahun Terbit            : 1993
5. Kota Terbit              : Jakarta
B. Sinopsis
Novel ini menceritakan seorang Suria, dia seorang laki-laki yang sangat angkuh, kasar, pongah, dan suka berfoya-foya. Suria menikah dengan Zubaedah, awalnya Ayah Zubaedah (Haji Hasbullah) tidak menghendaki pernikahan putrinya dengan Suria itu. Namun, karena yang meminta  adalah sahabatnya (Haji Zakaria) sendiri untuk menikahkan putrinya dengan Suria, maka ia pun menerima permintaan sahabatnya itu.
Orang tua Suri meninggal dunia maka makin parah lah sifatnya. Suria suka berfoya-foya dengan menghabiskan harta warisan orang tuanya sampai tidak memperhatikan Zubaedah. Selama tiga tahun Suria meninggalkan istrinya yang sedang mengandung sampai melahirkan anak pertama mereka, yaitu Abdulhalim. Setelah Abdulhalim lahir, Suria kembali dan meminta maaf pada Zubaedah karena telah meninggalkannya, kembalinya Suria karena harta warisan Ayahnya sudah habis. Permohonan maaf itu dikabulkan Zubaedah dengan harapan suaminya benar-benar menyesal dan tidak akan melakukan hal semacam itu lagi.
Sifat Suria berubah menjadi lebih bertanggungjawab dan membaik. Dia bekerja di Residenan Kabupaten. Ia menjadi seorang juru tulis yang berpenghasilan pas-pasan yang tentunya tidak cukup untuk menghidupi anak dan istrinya. Anak pertama mereka, yaitu Abdulhalim akhirnya disekolahkan oleh orangtua Zubaedah. Lama-kelamaan sifat buruk Suria kembali muncul, ia menjadi angkuh dengan merasa dirinya adalah bangsawan. Suria tak ingin kalah dengan mertuanya yang bisa menyekolahkan anak pertamanya, maka ia menyekolahkan anak keedua ketiganya, yaitu Saleh dan Aminah di sekolah HIS Bandung. Sebenarnya, Zubaedah kurang setuju dengan penempatan anaknya di HIS itu karena biayanya sangat besar. Untuk makan saja mereka susah, apalagi ditambah tanggungan anak-anaknya yang sekolah di HIS. Tetapi, Suria tetap tenang-tenang saja. Dia merasa menjadi roang yang disegani dan diihormati di kampungnya sehingga ia menyekolahkan anak-anaknya di HIS agar dipandang orang kaya oleh tetangga-tetangganya.
Mengingat bahwa biaya sekolah Saleh dan Aminah di HIS tidaklah kecil, Zubaedah sering mengirim surat kepada orangtuanya agar mau mengirimkan uang untuk membayar sekolah anaknya, untuk memenuhi kehidupan sehari-hari, dan untuk membayar hutang-hutangnya. Tetapi, Zubaedah rikuh untuk meminta kepada kedua orangtuanya terus-terusan. Anehnya, Suria tetap saja tenang. Hampir setiap hari, penagih hutang mendatangi rumahnya. Zubaedah sangat pusing menghadapi dan bingung menghadapi mereka sehingga ia seringkali meminta anaknya atau pembantunya berkata bahwa ia sedang tidur atau tidak berada di rumah. Zubaedah memutuskan untuk berhemat, walaupun keputusan itu sangat ditentang oleh suaminya yang gemar hidup foya-foya tanpa memikirkan kehidupan keluarganya.
Suria yang tidak suka dengan keputusan Zubaedah mempunyai cara sendiri untuk menambah penghasilannya dengan melamar pekerjaan yang lebih rendah jabatannya, namun lebih besar gajinya. Saingan dalam melamar pekerjaan itu adalah pegawai baru yang magang beberapa bulan di kantornya. Terlihat sekali bagaimana cakap dan uletnya pegawai baru itu. Semua orang menyanjungnya, kecuali Suria. Ia tidak suka dengan pegawai baru bernama Kosim itu. Suria sangat percaya diri bahwa yang akan diterima dalam pekerjaan yang sedang ia lamar adalah dirinya, bukan Kosim sehingga ia berani mengikuti dan membeli barang-barang yang dilelang atasannya dengan berhutang.
Pada saat pengumuman penerimaan pegawai baru terdengarlah bahwa Kosim yang menduduki jabatan itu, Suria sangat kecewa sehingga ia sangat tidak semangat dalam bekerja. Kosim tidak hanya membuatnya gagal melamar jabatan itu, ia juga akan menikah dengan seorang anak gadis dari seorang Haji desa Rancapurut yang snagat ingin dinikahinya, walaupun ia sudah memiliki anak istri.
Pekerjaan Suria pun berantakan yang membuat ia dipanggil atasannya dan diberhentikan dari pekerjaannya karena ia ketahuan memakai uang kas kantor untuk membayar hutang-hutangnya. Setelah berhenti bekerja, Suria melelang barang-barang milik Zubaedah. Mereka akan tinggal bersama Abdulhalim dan istrinya di Bandung. Hasil lelangnya mereka gunakan untuk membayar sisa hutang dan ongkos untuk ke Bandung. Abdulhalim dan istrinya senang mereka dapat berkumpul disitu. Namun, sifat buruk Suria kembali muncul dengan mengatur semua keperluan rumah itu. Abdulhalim ingin menegurnya, namun ia takut dicap sebagai anak durhaka. Hingga akhirnya istri Abdulhalim mengatakan bahwa ia sudah tidak sanggup lagi dengan perangai mertuanya. Zubaedah yang mendengar percakapan Abdulhalim dan istrinya merasa terkejut bahwa ia dan suaminya telah merepotkan mereka.
Zubaedah jatuh sakit dan meninggal dunia. Setelah kematian istrinya, Suria merasa bersalah kepada semuanya. Semua orang mulai dari anaknya hingga mertuanya mengatakan kepadanya bahwa kematian Zubaedah karena sifat Suria yang tak kunjung bisa menjadi laki-laki dan sosok suami yang baik budi pekertinya sehingga Suria marah kepada semuanya dan meninggalkan rumah Abdulhalim.

No comments:

Post a Comment

DEBAT Pengertian Debat : Debat adalah kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih baik itu perorangan ataupum kelompok dalam men...