Wednesday, January 2, 2019



Novel “Hurt (Cinta itu Datang untuk Pergi)” Karya Heri Putra
A. Identitas Buku
1. Judul Buku              : Hurt (Cinta itu Datang untuk Pergi)
2. Penulis                     : Heri Putra
3. Penerbit                   : Wahyumedia
4. Tahun Terbit            : 2013
5. Kota Terbit              : Jakarta
Putra, Heri. 2013. Hurt (Cinta itu Datang untuk Pergi). Jakarta: Wahyumedia.
B. Sinopsis
Novel ini menceritakan kisah cinta remaja yang sangat rumit. Seorang gadis cantik bernama Nabila, dia memiliki dua sahabat yaitu Nico dan Laura. Nabila menyukai seorang pria bernama Malik, sementara sahabatnya Nico diam-diam mencintai Nabila. Dan satu lagi sahabatnya, Laura, dia ternyata menyukai Nico. Bagi Nabila, Nico hanya dianggapnya sebagai seorang sahabat walau kadang rasa suka terhadapnya muncul. Namun, Nabila mencoba membuang jauh-jauh perasaan itu. Karena Nico selalu memperlakukan perempuan dengan manis dan terkadang perempuan salah mengartikan perhatiannya itu.
Cinta Nabila terhadap Malik ternyata tidak bertepuk sebelah tangan, Malik menyatakan cintanya pada Nabila. Hal itu tentunya membuat Nico cemburu. Karena Nico tidak ingin Nabila berada pada cinta Malik, pada hari yang sama saat Malik menyatakan cintanya pada Nabila, Nico mengirimkan surat cinta di depan rumah Nabila yang isinya mengajak Nabila jalan untuk menyatakan cintanya. Namun, semua itu terlambat. Laura memberitahukan Nico bahwa Nabila dan Malik sudah jadian. Hancur hati Nico, dan saat hujan mengguyur lebat Nico mengayuh sepedanya menuju rumah Nabila untuk mengambil surat itu. Nico pergi ke rumah Laura untuk menceritakan kepedihan yang ia rasakan. Pada saat itu juga Laura merasakan sakit, Laura memberanikan diri untuk jujur kepada Nico bahwa ia mencintainya.
Laura menceritakan tentang keadaan Malik pada Nico bahwa Malik mengidap HIV. Hati Nico pun terbakar dan berpikir bahwa Malik bukan pria yang baik. Nico menghampiri Malik di kelasnya dan langsung memukul Malik dengan terus berkata untuk menjauhi Nabila. Nabila datang untuk memisahkan mereka dan marah terhadap perlakuan Nico. Nico memberitahukan bahwa Malik mengidap HIV, Nabila sangat kecewa mendengar hal itu lalu pergi.
Hubungan Nabila dan Malik menjadi renggang, bahkan Nabila enggan bertemu dengan Malik. Namun, Nabila juga merasa kasihan pada Malik yang telah menunggunya, akhirnya Nabila pun menemui Malik. Nabila tersadar bahwa Malik selama ini sangat mencintainya, Malik bersandar di bahu Nabila dan ia pun pergi untuk selama-lamanya karena penyakit yang menyerang tubuhnya.
Di sisi lain, Nico juga pergi ke Amerika dan entah kapan dia akan kembali. Kini Nabila harus jauh dari raga kedua pria yang mencintainya, tetapi tidak untuk cintanya.



Novel “Dilan:Dia Adalah Dilanku Tahun 1990” Karya Pidi Baiq
A. Identitas Buku
1. Judul Buku              : Dilan:Dia Adalah Dilanku Tahun 1990
2. Penulis                     : Pidi Baiq
3. Penerbit                   : PT Mizan Pustaka
4. Tahun Terbit            : 2015
5. Kota Terbit              : Bandung
Baiq, Pidi. 2015. Dilan:Dia Adalah Dilanku Tahun 1990. Bandung: Mizan Pustaka.
B. Sinopsis
Novel “Dilan: Dia Adalah Dilanku Tahun 1990” menceritakan kisah cinta Milea dan Dilan. Milea adalah seorang murid baru pindahan dari Jakarta. Dan pada saat ia berjalan menuju sekolahnya, ia bertemu Dilan yang mengaku sebagai seorang peramal. Dilan berkata bahwa mereka akan bertemu dikantin. Awalnya Milea tidak menghiraukan apa yang dikatakan dan dilakukan Dilan, namun peramal itu selalu mengganggunya setiap hari. Hingga suatu hari, Dilan mengikuti Milea pulang dan di dalam kendaraan umum ia berkata “Milea kamu cantik, tapi aku belum mencintaimu, engga tau kalau sore. Tunggu aja.” Mendengar perkataan itu sontak membuat hati Milea berdegup kencang. Milea hanya diam karena ia juga memikirkan Beni, pacarnya di Jakarta.
Dilan mendekati Milea dengan cara yang tidak biasa, mungkin itu yang membuat Milea selalu memikirkannya. Dilan memberinya undangan untuk sekolah pada hari Senin-Sabtu, memberikan coklat melalui tukang pos, membawa Bi Asih untuk memijiti Milea yang sedang sakit, memberikan hadiah Teka Teki silang pada Milea sebagai hadiah ulang tahun Milea dengan sebuah tulisan “Selamat ulang tahun, Milea. Ini hadiah untukmu, Cuma TTS. Tapi sudah ku isi semua. Aku sayang kamu. Aku tidak mau kamu pusing karena harus mengisinya. Dilan.” Lambat laun Dilan dan Milea menjadi akrab. Milea banyak tahu tentang Dilan dari Wati, sepupu Dilan.
Suatu hari sekolah Milea di Bandung terpilih menjadi peserta cerdas cermat di TVRI, beberapa siswa yang bukan peserta dianjurkan ikut untuk menyemangati teman-temannya yang berlomba, Milea salah kirim satunya. Milea menyampaikan kepada Beni bahwa ia akan ke Jakarta. Tetapi Beni mengatakan bahwa Beni tidak bisa datang menemui Milea.
Saat Milea di Jakarta, Beni menemui Milea. Beni terkejut melihat Milea pacarannya sendiri sedang makan bersama laki-laki lain. Beni marah dan mengatai Milea dengan kasarnya dan hubungan mereka pun berakhir.



Novel “Katak Hendak Jadi lembu” Karya N. St. Iskandar
A. Identitas Buku
1. Judul Buku              : Katak Hendak Jadi Lembu
2. Penulis                     : N. St. Iskandar
3. Penerbit                   : Balai Pustaka
4. Tahun Terbit            : 1993
5. Kota Terbit              : Jakarta
B. Sinopsis
Novel ini menceritakan seorang Suria, dia seorang laki-laki yang sangat angkuh, kasar, pongah, dan suka berfoya-foya. Suria menikah dengan Zubaedah, awalnya Ayah Zubaedah (Haji Hasbullah) tidak menghendaki pernikahan putrinya dengan Suria itu. Namun, karena yang meminta  adalah sahabatnya (Haji Zakaria) sendiri untuk menikahkan putrinya dengan Suria, maka ia pun menerima permintaan sahabatnya itu.
Orang tua Suri meninggal dunia maka makin parah lah sifatnya. Suria suka berfoya-foya dengan menghabiskan harta warisan orang tuanya sampai tidak memperhatikan Zubaedah. Selama tiga tahun Suria meninggalkan istrinya yang sedang mengandung sampai melahirkan anak pertama mereka, yaitu Abdulhalim. Setelah Abdulhalim lahir, Suria kembali dan meminta maaf pada Zubaedah karena telah meninggalkannya, kembalinya Suria karena harta warisan Ayahnya sudah habis. Permohonan maaf itu dikabulkan Zubaedah dengan harapan suaminya benar-benar menyesal dan tidak akan melakukan hal semacam itu lagi.
Sifat Suria berubah menjadi lebih bertanggungjawab dan membaik. Dia bekerja di Residenan Kabupaten. Ia menjadi seorang juru tulis yang berpenghasilan pas-pasan yang tentunya tidak cukup untuk menghidupi anak dan istrinya. Anak pertama mereka, yaitu Abdulhalim akhirnya disekolahkan oleh orangtua Zubaedah. Lama-kelamaan sifat buruk Suria kembali muncul, ia menjadi angkuh dengan merasa dirinya adalah bangsawan. Suria tak ingin kalah dengan mertuanya yang bisa menyekolahkan anak pertamanya, maka ia menyekolahkan anak keedua ketiganya, yaitu Saleh dan Aminah di sekolah HIS Bandung. Sebenarnya, Zubaedah kurang setuju dengan penempatan anaknya di HIS itu karena biayanya sangat besar. Untuk makan saja mereka susah, apalagi ditambah tanggungan anak-anaknya yang sekolah di HIS. Tetapi, Suria tetap tenang-tenang saja. Dia merasa menjadi roang yang disegani dan diihormati di kampungnya sehingga ia menyekolahkan anak-anaknya di HIS agar dipandang orang kaya oleh tetangga-tetangganya.
Mengingat bahwa biaya sekolah Saleh dan Aminah di HIS tidaklah kecil, Zubaedah sering mengirim surat kepada orangtuanya agar mau mengirimkan uang untuk membayar sekolah anaknya, untuk memenuhi kehidupan sehari-hari, dan untuk membayar hutang-hutangnya. Tetapi, Zubaedah rikuh untuk meminta kepada kedua orangtuanya terus-terusan. Anehnya, Suria tetap saja tenang. Hampir setiap hari, penagih hutang mendatangi rumahnya. Zubaedah sangat pusing menghadapi dan bingung menghadapi mereka sehingga ia seringkali meminta anaknya atau pembantunya berkata bahwa ia sedang tidur atau tidak berada di rumah. Zubaedah memutuskan untuk berhemat, walaupun keputusan itu sangat ditentang oleh suaminya yang gemar hidup foya-foya tanpa memikirkan kehidupan keluarganya.
Suria yang tidak suka dengan keputusan Zubaedah mempunyai cara sendiri untuk menambah penghasilannya dengan melamar pekerjaan yang lebih rendah jabatannya, namun lebih besar gajinya. Saingan dalam melamar pekerjaan itu adalah pegawai baru yang magang beberapa bulan di kantornya. Terlihat sekali bagaimana cakap dan uletnya pegawai baru itu. Semua orang menyanjungnya, kecuali Suria. Ia tidak suka dengan pegawai baru bernama Kosim itu. Suria sangat percaya diri bahwa yang akan diterima dalam pekerjaan yang sedang ia lamar adalah dirinya, bukan Kosim sehingga ia berani mengikuti dan membeli barang-barang yang dilelang atasannya dengan berhutang.
Pada saat pengumuman penerimaan pegawai baru terdengarlah bahwa Kosim yang menduduki jabatan itu, Suria sangat kecewa sehingga ia sangat tidak semangat dalam bekerja. Kosim tidak hanya membuatnya gagal melamar jabatan itu, ia juga akan menikah dengan seorang anak gadis dari seorang Haji desa Rancapurut yang snagat ingin dinikahinya, walaupun ia sudah memiliki anak istri.
Pekerjaan Suria pun berantakan yang membuat ia dipanggil atasannya dan diberhentikan dari pekerjaannya karena ia ketahuan memakai uang kas kantor untuk membayar hutang-hutangnya. Setelah berhenti bekerja, Suria melelang barang-barang milik Zubaedah. Mereka akan tinggal bersama Abdulhalim dan istrinya di Bandung. Hasil lelangnya mereka gunakan untuk membayar sisa hutang dan ongkos untuk ke Bandung. Abdulhalim dan istrinya senang mereka dapat berkumpul disitu. Namun, sifat buruk Suria kembali muncul dengan mengatur semua keperluan rumah itu. Abdulhalim ingin menegurnya, namun ia takut dicap sebagai anak durhaka. Hingga akhirnya istri Abdulhalim mengatakan bahwa ia sudah tidak sanggup lagi dengan perangai mertuanya. Zubaedah yang mendengar percakapan Abdulhalim dan istrinya merasa terkejut bahwa ia dan suaminya telah merepotkan mereka.
Zubaedah jatuh sakit dan meninggal dunia. Setelah kematian istrinya, Suria merasa bersalah kepada semuanya. Semua orang mulai dari anaknya hingga mertuanya mengatakan kepadanya bahwa kematian Zubaedah karena sifat Suria yang tak kunjung bisa menjadi laki-laki dan sosok suami yang baik budi pekertinya sehingga Suria marah kepada semuanya dan meninggalkan rumah Abdulhalim.



Novel “Merantau ke Deli” Karya Hamka
A. Identitas Buku
1. Judul Buku              : Merantau ke Deli
2. Penulis                     : Hamka
3. Penerbit                   : Bulan Bintang
4. Tahun Terbit            : 1977
5. Kota Terbit              : Jakarta
B. Sinopsis
Merantau ke Deli merupakan realitas yang terjadi pada zaman kolonial. Deli adalah tempat di daerah Sumatera Utara yang memiliki lahan luas sebagai tempat utama perkebunan tembakau. Tentu dalam fakta sejarah dituliskan para pekerja yang terdapat dalam perkebunan tersebut adalah perantau dari luar Sumatera, yakni orang-orang Jawa dan Cina.
Hamka menuliskan bagaimana kehidupan yang dirasakan para pekerja di perkebunan yang sungguh miris dengan kondisi yang serba kritis. Hanya sedikit orang-orang perkebunan yang bernasib mujur dapat menjadi mandor, assistant, bahkan nyai.
Poniem adalah salah satu pekerja yang beruntung tersebut. Wajahnya yang sedikit cantik membuat ia dipelihara oleh Belanda dengan menjadi nyai. Sebuah istilah yang menyatakan bahwa ia simpanan Belanda. Poniem memang sebatang kara dan bodoh kala tiba di Deli ia hanya pasrah dengan nasib. Kehidupan sebagai seorang nyai hanya melayani sang tuan saja, seorang nyai tak harus dijadikan istri. Ibarat pepatah ia hanya madu yang dihisap manisnya saja.
Kepasrahan Poniem lantas mempertemukan dia dengan Leman, pedagang Minang yang jatuh hati dengan Poniem. Walau ia telah menjadi nyai, namun Leman tetap bertekad untuk menjadikan Poniem sebagai istri yang sah. Poniem menolak ajakan Leman untukmenikah karena ia malu dengan status nyai yang ia sandang. Sebaliknya, Leman yang memang telah jatuh hati nekad untuk menanti jawaban Poniem. Singkat cerita Poniem menerima cinta Leman dan keluar dari perkebunan Deli untuk menikah. Seusai menikah keduanya mencoba memulai kehidupan dengan berdagang, jalan terjal dalam membangun bahtera rumah tangga ditengah himpitan ekonomi kadang membuat Leman putus asa. Dalam hal ini, Poniem lah yang mampu membawa suasana dalam bahtera rumah tangga tersebut menjadi hidup. Poniem dengan budaya Jawanya memiliki kesetiaan sedarah dengan sang suami.  Keduanya saling bahu membahu hingga akhirnya ekonomi mereka membaik bahkan maju. Usaha mereka dibantu oleh teman Poniem yang melarikan diri dari Deli. Kemajuan pesat inilah yang lantas mengundang sacara tiba-tiba sanak saudara Leman, tentu hal ini menjadi kebanggaan keduanya ketika kemahsyuran mereka telah terdengar hingga kampung asal Leman di Minangkabau.
Latar belakang Poniem yang berasal dari Jawa dianggap asing oleh keluarga Leman. Bagi orang Minangkabau, belum dianggap menikah jika menikah bukan dengan orang Minang. Di tambah lagi Poniem adalah buruh yang tak jelas asal-usul keluarganya. Hal inilah yang menjadi pisau untuk membuat celah dalam keluarga Leman. Pada mulanya, keluarga menyayangkan pernikahan Leman yang tidak berjodoh dengan orang Jawa, lantas dilanjutkan dengan asal-usul keluarga yang tak jelas. Akhirnya, pihak keluarga Leman menyuruh Leman menikah lagi dengan wanita Minang pilihan keluarganya. Leman awalnya menolak, namun ia ragu dan akhirnya menerima usulan tersebut. Lain halnya dengan Poniem yang menolak pernikahan kedua suaminya, ia hanya bisa mengelus dada karena memang tak punya kuasa.
Pernikahan tersebut berlangsung, Leman membawa istri barunya ke Medan tinggal bersama dengan Poniem. Maka terjadilah konflik diantara kedua wanita itu. Poniem yang dipandang sebelah mata oleh istri muda memang tak mendapat perhatian dari Leman. Konflik memuncak kala Poniem bersitegang dengan istri muda dan akhirnya Leman lebih memilih istri mudanya dan menceraikan Poniem.
Poniem pun hidup sebatang kara dan terusir dari rumah yang dibangun bersama, mengingat hal itu membuat Poniem kian terluka dengan nasibnya. Bersama teman sejawatnya, Paijo, Poniem lebih memilih untuk membuka usaha baru menjauh dari Medan untuk melanjutkan hidupnya. Berbekal pengalaman dan keuletan bersama usaha mereka pun maju pesat, sebaliknya Leman yang ditinggal sang istri pertama mulai merasakan pahit akibat tidak mampu mengatur perdagangannya. Akhirnya Leman pun bangkrut dan diakhir cerita Poniem menikah dengan Paijo.

DEBAT Pengertian Debat : Debat adalah kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih baik itu perorangan ataupum kelompok dalam men...